Cara membuat pupuk kompos dari limbah rumah tangga sederhana dan mudah
Bagi kalian yang suka bertani, talita senang bertanya satu pertanyaan penting yaitu Bagaimana kalian dapat menjaga atau merawat tanaman yang kalian tanam agar tetap tumbuh dan memiliki produktivitas yang baik sesuai dengan apa yang kalian inginkan?
Pasti beberapa diantara kita akan menjawab tanaman tersebut harus dirawat dengan melakukan beberapa tahap perawatan seperti penyiraman, pemangkasan, pembersihan dari gulma dan hama, pemberian nutrisi berupa pupuk dan lain sebagainya, Betul atau tidak????
Nah untuk itu, tahap perawatan pada tanaman tentunya menjadi faktor yang sangat penting dan mutlak bagi kita yang menyukai dan sedang bertani, gak hanya satu atau dua tanaman saja melainkan semua tanaman perlu dilakukan perawatan. Memang ada beberapa tanaman yang bisa tumbuh dan berkembang sendiri tapi akan lebih maksimal produktivitasnya apabila dilakukannya tahap ini.
Dari sekian perawatan atau pemeliharaan tanaman, kesempatan kali ini talita senang bahas tentang pembuatan pupuk organik yang memiliki dampak positif bagi tanaman yang biasa nya juga disebut pupuk kompos. Sebelumnya, Apa yang kalian ketahui tentang pupuk??? Kita ulas sedikit tentang pengertian pupuk ini.
PENGERTIAN PUPUK
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang tanaman. Jenis pupuk adalah bentuk padat maupun cair. Berdasarkan proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi. Sebagian dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk organik karena merupakan hasil proses dekomposisi dari material mahluk hidup seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.
PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
Setelah mengetahui pengertian dari pupuk secara garis besar, langsung saja kita akan coba untuk membuat salah satu jenis pupuk organik yaitu pupuk kompos. Pupuk kompos ini merupakan salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti tanaman maupun hewan. Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik yaitu melibatkan oksigen dan anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen di dalam prosesnya. Proses dekomposisi atau penguraian inilah yang menjadikannya disebut sebagai pupuk kompos. Sedangkan arti dari proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Pupuk kompos dapat dibuat dari berbagai bahan alami, salah satu nya adalah limbah atau sampah rumah tangga. Maka mari kita ulas pembuatan pupuk kompos menggunakan limbah atau sampah rumah tangga.
Langkah-langkah membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga
Langkah pertama siapkan bahan baku dan peralatannya.
Bahan baku : sampah limbah rumah tangga yang sudah anda sortir, sampah coklat, sampah hijau, tanah.
Alat : Bak atau drum plastik besar, karung goni, paving block.
Bahan tambahan : EM4
Langkah kedua campurkan satu bagian sampah hijau dengan satu bagian sampah coklat ke dalam bak atau drum plastik besar yang di bawahnya telah ditutupi dengan tanah dan diberi lubang sebagai jalan mengeluarkan kelebihan air.
Berikutnya tambahkan satu lapisan tanah pada bagian atas dan biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi pupuk kompos.
Ulangi proses kedua dan ketiga untuk lapisan berikutnya hingga bahan baku sampah dan tanah habis. Kemudian tutup drum dengan karung goni.
Setelah satu minggu, buka dan aduk pupuk kompos tersebut, kemudian tutup kembali dan lakukan proses tersebut setiap seminggu sekali.
Untuk mempercepat proses pengomposan, anda dapat menambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM4) yang dapat anda beli di toko pertanian.
Setelah kurang lebih 1 bulan, cek akhir pupuk kompos. Jika campuran pupuk sudah berwarna kehitaman dan tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan telah selesai dan tidak ada masalah.
Langkah terakhir adalah memisahkan bagian yang kasar dengan ayakan, ambil yang halus. Pupuk kompos yang kasar dapat dicampurkan kembali ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
Adapun masalah atau kendala yang mungkin terjadi dalam pembuatan pupuk kompos sehingga anda dapat mengantisipasinya adalah sebagai berikut :
Muncul serangga dan belatung pada proses pembuatan pupuk kompos
Penyebab : Ada bahan-bahan seperti sampah daging, ikan, susu, lemak dan santan dalam bahan bakunya. Atau sampah tidak ditutup.
Solusinya adalah tutup kompos dengan selapis tanah atau kompos lain atau sebaiknya bahan tersebut tidak dikomposkan.
Muncul bau busuk (amonia)
Penyebab : terlalu banyak unsur nitrogen/ jumlah sampah hijau terlalu banyak
Solusi nya adalah menambahkan sampah coklat dan membuka karung untuk menambahkan oksigen.
Muncul bau busuk (tengik, telur busuk)
Penyebab : kurang oksigen/terlalu lembab
Solusi nya adalah menambahkan sampah coklat dan membuka karung untuk menambahkan oksigen, mengaduk kompos sampai bau hilang.
Pupuk mengempal
Penyebab : terlalu lembab
Solusi nya adalah menambahkan sampah coklat, membuka karung untuk menambahkan oksigen dan kompos dibolak-balik sampai bau kurang sedapnya hilang .
Pupuk kompos terlalu kering
Penyebab : kurang air
Solusi nya adalah membasahi dengan air dan dibolak-balik biar merata basahnya.
Tidak terjadi reaksi/perubahan
Penyebab : nitrogen terlalu rendah , oksigen rendah, kurang lembab
Solusi nya adalah tambahkan sampah hijau untuk meningkatkan kadar nitrogen, kompos dibalik-balik untuk menambah udara atau oksigen.
Uraian diatas adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam proses pembuatan pupuk organik yaitu pupuk kompos yang menggunakan bahan limbah atau sampah rumah tangga. Tidak sulit bukan? karena bahannya pastinya kita temui setiap hari nya. Mengingat pentingnya pupuk organik bagi sitanaman dibandingkan pupuk kimia yang bisa berdampak negatif, kita tentunya ingin lebih memanfaatkan pupuk organik ini. Semoga artikel ini bermanfaat, Salam.....